Keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6,25 persen dikhawatirkan dapat membuat daya beli masyarakat menurun. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengungkap, ada potensi pelemahan daya beli masyarakat dan konsumsi domestik. Menurut Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Organisasi, Hukum, dan Komunikasi Kadin Indonesia Yukki Nugrahawan, masyarakat akan mempertimbangkan untuk menabung dibandingkan konsumsi.
Ia mengatakan, kredit konsumsi akan menjadi makin mahal dan penyaluran kredit sektor perbankan berpotensi menurun. Ini mengurangi permintaan barang dan jasa. Sementara itu, Yukki mengatakan ada juga beberapa potensi dampak yang memengaruhi dunia usaha usai kenaikan suku bunga BI. Pengusaha Was was Daya Beli Masyarakat Loyo Imbas Kenaikan BI Rate
Grand Opening Galeri24 J Store di Denpasar Bali, Gunakan Tagline Beli Emas Tanpa Was was Perbankan Didorong Cepat Merespon Kenaikan BI Rate Pejabat Israel Makin Was was, ICC Terbitkan Surat Perintah Penangkapan Penjahat Perang
Warga Pekon Batu Tanggamus Lampung Was was Kena DBD, Desak Segera Fogging Was was Disalip Klub Liga Inggris, Inter Milan Kian Agresif Dekati Kiper Asal Brasil Bento Turki Was was Perayaan Mayday Buruh Berujung Rusuh, Taksim Square Kawasan Terlarang untuk Aksi Demo
BEI DIY Sebut Kenaikan BI Rate Beri Dampak Positif ke Pasar Modal Dunia usaha disebut akan melakukan kalkulasi ulang dan menahan upaya ekspansi usaha maupun investasi. Selain itu, dunia usaha disebut juga akan mengatur kembali pos pengeluaran, termasuk penyesuaian biaya produksi yang nantinya mendorong kenaikan harga barang pada konsumen.
"Kenaikan bunga kredit juga akan meningkatkan beban kredit perusahaan, di mana dunia usaha akan mencoba alternatif mencari pembiayaan murah," ujar Yukki. Menurut dia, jika terjadi dalam jangka panjang, siklus ini dapat berpengaruh untuk menahan pembukaan lapangan kerja baru.